BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

 

B. Tujuan

1. Mempelajari penggunaan isyarat non verbal dalam komunikasi tatap muka.

2. Mempelajari Teori-teori di dalam isyarat non verbal

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

 

William Albig dalam Sunarjo (1991:16) pernah mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengoperan lambang-lambang yang berarti di antara individu-individu (communication is the process of transmitting meaningful symbols between individuals). Setiap orang memakai lambang dan simbol tanpa banyak berpikir. Dengan spontan disebar dalam hubungan dengan orang lain; dan arti dan maksudnya langsung ditangkap. Maka simbolisme itu boleh disebut ciri khas bagi manusia, yang dengan terang membedakannya dari hewan. Untuk menunjuk perbedaan itu, dan dengan sekaligus tidak lupa keserupaannya dengan hewan pula, manusia dapat dirumuskan sebagai “hewan yang bersimbol” [Ernst Cassirer dalam Bakker (1978:95)].

A. Teori Paralinguistik dari Trager

Paralinguistik adalah studi tentang penggunaan suara dan vokalisasi (misalnya membesarkan dan mengecilkan suara). Trager adalah tokoh yang memperkenalkan mengenai teori paralinguistic ini.

Paralinguistik merupakan batas antara interaksi verbal dengan non-  verbal. Trager membagi tanda-tanda paralinguistik atas empat bentuk, yaitu :

  • Kualitas suara, termasuk tanda-tanda tinggi atau rendahnya suatu letupan suara, kualitas dari tekanan (keras, lembut, serius, santai) dan irama tertentu.
  • Ciri-ciri vokal, termasuk bunyi suara waktu orang sedang tertawa, menangis, berteriak, menguap, meludah, mengisap sesuatu.
  • Pembatasan vokal, misalnya ragam yang terlihat dalam setiap kata dan  frase.
  • Pemisahan vokal, termasuk faktor-faktor yang mengandung irama yang mempunyai kontribusi tahap pembicaraan.

 

B. Teori-teori Fungsional

Asal mula aktivitas nonverbal

Menurut Ekman dan Friesen asal mula suatu aktivitas nonverbal atau tindakan seseorang sebenarnya dapat dijelaskan melalui gerakan system-system syaraf (psikologi), atau kontak-kontak khusus (sosiologi), keragaman hubungan antar kelompok budaya maupun antar pribadi.

Perlambangan

Dengan perlambangan dimaksudkan bahwa suatu aktifitas nonverbal dapat diamati dari keterkaitan antar suatu tindakan pemaknaannya.hal ini penting  untuk membedakan manakah tindakan yang benar-benar asli mana yang buat sekedar senang hati saja. Dalam perlambangan menurut kedua ahli tersebut di kenal 3 jenis:

  • Arbritrary

Adalah suatu perilaku nonverbal yang disampaikan sekehendak hati. Sebagai contoh anggukan kepala merupakan satu lambang setuju terhadap sesuatu.

  • Iconic

Adalah isyarat nonverbal yang menyerupai pernyataan yang diwakili suatu pesan. kadang-kadang  kita melukiskan sesuatu dengan menggerakan tangan di udara untuk meyakinkan apa yang sedang di percakapkan.

  • Intrinsic

Merupakan jenis perlambangan intrinsic selalu berisi pengertian dalam tanda itu sendiri sehinggga tanda merupakan bagian pengertian yang di wakilinya. Menangis merupakan suatu contoh yang baik dimana menangis merupakan lambang luapan emosi atau perasaan namun demikian  menangis juga sebagian dari emosi. Jadi menangis merupakan tanda emosi dan bagian dari emosi.

Pemaknaan sebagai fungsi perlambangan

Kita dapat melihat suatu derajat nonverbal yang menunjukan suatu informasi tertentu melalui analisis perilaku tindakan  yang di sebut dengan:

  • Perilaku Komunitatip

Perilaku komunitatip merupakan suatu tindakan ataupun kegiatan yang digunakan dengan sengaja untuk memberitahukan suatu arti tertentu sehingga partisipan dalam berkomunikasi memahami pesan-pesan.

  • Perilaku Interatip

Adalah keseluruhan pengaruh perilaku dari para partisipannya sehingga suatu tindakan dapat disebut komunikatip dan interaktip kalau dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk mempengaruhi. Contoh: anda dengan sengaja melambaikan tangan pada seorang kawan  maka lambaian tangan itu  sebagai suatu isyarat kemudian kawan anda membalasnya maka tanda itu menjadi komunikatip sekaligus interaktip.

  • Perilaku Informatip

Ialah suatu perilaku yang menunjukan suatu kesan bahwa seseoarang tidak mempunyai niat ataupun minat untuk berkomunikasi namun dari perilakunya ada informasi yang dapat di terima orang lain waktu melihatnya. Contoh:  pada suatu waktu anda merasa kurang senang tidak betah di rumah lalu meninggalkan rumah dan berjalan di jalan ataupun taman kota seorang diri (satu kegiatan yang belum pernah anda lakukan) maka perilaku ini memberikan informasi pada yang melihatnya anda sedang susah, ingin lebih segar diluar dan sebagainya.

Perilaku nonverbal keseluruhanya dapat tergolong atas lima bentuk dan sangat tergantung pada pandangan kita terhadap asal mulanya suatu aktivitas komunikasi, perlambangan, maupun pemaknaan sebagai mana yang telah di jelaskan di atas.

Adapun jenis-jenis perilaku nonverbal dikelompokan dalam:

1)      Emblem

Emblem merupakan terjemahan pesan verbal yang melukiskan suatu makna bagi kelompok social. Tanda “V” menunjukan suatu tanda kekuatan dan kemenangan seperti dalam kampanye Presiden Amerika Serikat. Awal dari emblem ini harus di pelajari melalui proses yang mungkin saja harus di pelajari melalui proses yang mungkin saja merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic, dalam perlambangan saja.

2)      Illustrator

tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukan contoh sesuatu. Misalkan seorang ibu melukiskan tinggi atau rendah seorang putranya dengan menarik  turunkan tangannya dari permukaan tanah. Ada delapan illustrator yang perlu di perhatikan:

  1. Batons (suatu gerakan yang menunjukan suatu tekanan tertentu pada suatu pesan yang di sampaikan)
  2. Ideograps (gerakan yang membuat peta atau mengarahkan pikiran)
  3. Deitic movements (gerakan untuk menunjukan sesuatu)
  4. Apatial movements (gerakan yang melukiskan besar kecilnya ruangan)
  5. Kinetograps (menggambarkan tindakan fisik)
  6. Rhythmic movements (gerakan yang menunjukan suatu irama tertentu)
  7. Pictograps (menggambarkan sesuatu di udara)
  8. Emblematic movements (gerakan yang menggambarkan suatu pernyataan verbal tertentu).

Batasan antara setiap bentuk illustrator seperti diuraikan di atasbiasanya kuranglah jelas, hal ini di sebabkan seseorang tidaklah hanya menggunakan hanya satu bentuk tetapi beberapa bentuk sekaligus dalam berkomunikasi.

3)      Adaptor

Adaptor merupakan gerakan tubuh yang spesifik pada seseorang. Gerakan ini pada mulanya berfungsi untuk menyebarkan atau membagi ketegangan anggota tubuh misalnya meliuk-liukan tubuh, menggaruk-garuk kepala,loncatan kaki merupakan contohnya, ada beberapa jenis adaptor yang di kenal dalam perilaku nonverbal, yaitu:

                                                           I.            Self adaptor misalnya menggaruk kepala sendiri untuk menunjukan kebingungan.

                                                        II.            Alters adaptor misalnya gerakan adaptor  yang di arahkan pada orang lain, jadi mengusap-usap kepala orang lain sebagai tanda kasih sayang.

                                                     III.            Obyek adaptor adalah gerakan yang di arahkan pada obyek tertentu.

Gerakan adaptor sebenarnya menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsic yang di lakukan seseorang yang kadang-kadang  secara tidak sadar terhadap dirinya sendiri, kecuali untuk orang lain maka adaptor bertujuan untuk interaktip dan komunikatip.

4)      Regulator

Berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkordinasi interaksi kita dengan seksama. Sebagai contohnya kita menggunakan kontak mata sebagai tanda waktu kita berbicara dan mendengarka seseorang waktu percakapan berlangsung. Regulator merupakan tanda yang utama yang bersifat interaktip, bentuknya ikonik dan intrinsic.

5)      Affect display

Perilaku ini langsung menggambarkan perasaan dan emosi. Wajah memang media yang paling banyak di gunakan untuk menunjukan suatu reaksi dari suatu pesan  yang di respon seseorang, bentuk seperti ini sifatnya intrinsic di gunakan untuk fungsi interaktip, informatip.

 

C. Teori-teori Komunikasi Emosional dari Dittman

Allen Dittman telah mengemukaan suatu teori penting mengenai komunikasi perasaan. Ia membagi paradigma ini dalam 3 bagian:

1. Informasi Perasaan

Menurut Dittman emosi adalah keadaan seseorang dalam bentuk perilaku yang menyimpang dan perilaku yang biasa di tampilkan setiap hari. Penjelasan ini meyakinkan kita bahwa setiap orang sering mempunyai perilaku menyimpang  karena selalu menginformasikan perasaannya. Dittman mengatakan bahwa perilaku yang tidak biasanya di lakukan oleh setiap oran dalam keadaan biasa, misalnya menangis,tertawa, merupakan suatu informasi peerasaan yang dimilikinya.

Bahkan kata Dittman pengetahuan seseorang juga menyimpang dari kebiasaan berfikir, pengalaman, pengetahuan umum yang dimilikinya dan juga masyarakat umum yang di sebut ideosinkretik. Semua ini disebabkan karena pengaruh situasi dan kondisi serta emosi yang di miliki orang itu.

2. Tanda/isyarat Perasaan

Ada pula syarat yang di gunakan untuk menyatakan perasaaan yakni menggunakan isyarat/tanda tertentu. Dittman mengelompokannya atas:

a)      Sifat komunikasi yang komunikati yang menjelaskan perubahan kontinyuitas suatu perasaan yang melalui tanda-tanda tertentu mulai dari yang sangat ekstrem sampai kepada yang tidak ekstrem lagi. Misalnya seseorang menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju dan perlahan-lahan mengubah isyarat perasaan menjadi anggukan kepala menjadi tanda setuju.

b)      Adanya tingkat kesadaran waktu orang berkomunikasi. Menurut Dittman suatu isyarat emosi di tentukan oleh derajat kesadaran orang. Jika stimulus yang dating dari luar sangat kuat maka isyarat emosi yang di sampaikanya juga mantap, sebaliknya jika stimulus luar lemah maka isyarat emosi yang disampaikanya juga hampir tidak berarti. Terakhir menurut Dittman dalam menyampaikan isyarat terkandung niat mengawasi isyarat atau tanda tertentu di dalam  berkomunikasi. Kadang-kadang  ketika orang berkomunikasi terlihat suasana spontan sempat mewarnai perilaku mereka. Semua ini sebenarnya ingin menggambarkan hubungan yang ada di dalam partisipan dalam komunikasi antar pribadi itu. Untuk mencegah adanya isyarat atau tanda emosi menjadi tidak berarti maka setiap orang harus mengawasi setiap perilaku nonverbal dalam pengungkapan perasaannya itu. Ini pula yang di maksudkan pada saat mana seseorang perlu harus tertawa terbahak-bahak, saat mana harus mengguman sekuat-kuat dan tidak berguman sama sekali. Inilah yang di maksudkan dengan pengawasan penggunaan isyarat untuk maksud tertentu.

Pokok pikiran utama Dittman yang terakhir adalah dalam berkomunikasi antar pribadi setiap orang menggunakan saluran tertentu untuk menyatakan perasaannya kepada pihak lain.

3. Saluran Somunikasi Perasaan

Hal ketiga yang di ulas dittman dalam teorinya adalah saluran menyatakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang. Bagi Dittman saluran menyatakan perasaan sebagian besar menggunakan raut muka yang dimiliki seseorang. Meskipun masih ada bentuk pernyataan nonverbal lainya seperti gerak-gerik anggota tubuh, ruang antar pribadi, penyuaraan dan lain-lain yang seluruhnya tergantung daripada situasi maupun kebudayaan partisipan komunikasi.

Menurut Dittman pernyataan emosi melalui saluran tertentu di bagi ke dalam:

a. audible   : adalah saluran bahasa dan paranguilistik

b. visual     : termasuk pernyataan raut wajah, gerakan anggota tubuh

c.psyco-psysiological: adalah berbagai tanda yang menancar dari fungsi gerakan-gerakan tubuh seperti terengah-engah, memukul-mukul kepala (gambaran ketakutan dan kebingungan).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Hubungan manusia harus didahului dengan kontak dan komunikasi. Hubungan-hubungan yang telah dibentuk itu, tidak selamanya dipertahankan, kadang-kadang dapat dihentikan sesuai keinginan dari kedua belah pihak yang sedang berkomunikasi.

Maka terdapat beberapa teori hubungan manusia yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:

a. Teori Paralinguistik dari Trager adalah studi tentang penggunaan suara dan vokalisasi (misalnya membesarkan dan mengecilkan suara). Paralinguistik merupakan batas antara interaksi verbal dengan non-  verbal.

b. Teori-teori Fungsional yaitu suatu perspektif yang dapat digunakan sebagai pijakan teori. Beberapa teori komunikasi menggunakan perspektif fungsional ini.

c. Teori-teori Komunikasi Emosional dari Dittman, diagi menjadi 3 yaitu :

  • Informasi Perasaan
  • Tanda/isyarat Perasaan
  • Saluran Somunikasi Perasaan

 

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah mengenai komunikasi antar pribadi, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan penguasaan materi dan informasi. Kami menerima segala kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang sifatnya membangun, agar kedepannya kami dapat memberikan yang lebih baik. Terima kasih kepada para pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca makalah ini

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Reader

Supratiknya, Dr., (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius

About Gebrielleizious

Hello My Name is Gabriella Yudithia I was born in August 12 I'm student in Widya Mandala University-Madiun NICE TO MEET YOU.... :)

Tinggalkan komentar